Isi cerita – Untuk pertama kalinya, BYD Auto, raksasa otomotif asal China, berhasil menggeser dominasi Tesla di pasar mobil listrik Eropa. Berdasarkan laporan dari JATO Dynamics yang dikutip oleh Reuters, BYD tercatat mendaftarkan 7.231 unit mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) selama April 2025. Sementara itu, Tesla hanya mencatat 7.165 unit dalam periode yang sama. Selisih kecil ini menjadi tonggak penting bagi penetrasi merek China di industri otomotif Eropa.
“Baca Juga: Senua’s Saga: Hellblade II Siap Hadir di PS5 Resmi”
Strategi Produk BYD Jadi Kunci Keberhasilan
Salah satu faktor utama kesuksesan BYD adalah strategi produk yang dinamis dan beragam. Tidak seperti Tesla yang masih mengandalkan model lama tanpa penyegaran besar, BYD menghadirkan jajaran model baru secara konsisten. Selain BEV, BYD juga menawarkan kendaraan elektrifikasi lain seperti Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), yang semakin diminati konsumen Eropa. Pendekatan ini memberikan pilihan lebih luas bagi pasar, sekaligus meningkatkan volume penjualan secara signifikan.
Pertumbuhan Pasar Eropa Didominasi Merek China
Pasar mobil listrik Eropa terus tumbuh pesat, dengan pendaftaran BEV meningkat 28 persen pada April 2025 dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ini sebagian besar dipicu oleh merek-merek asal Tiongkok, termasuk BYD. Bahkan, di tengah penerapan tarif tinggi oleh Uni Eropa terhadap BEV asal China, permintaan masih meningkat. Data menunjukkan BYD mencatat lonjakan penjualan sebesar 59 persen, jauh di atas pertumbuhan 26 persen yang dialami oleh produsen dari Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Keberhasilan BYD juga didorong oleh strategi harga kompetitif dan inovasi teknologi baterai yang membuat produknya lebih menarik bagi konsumen Eropa yang semakin sadar lingkungan.
Kontroversi Elon Musk Pengaruhi Penurunan Tesla
Selain faktor produk, penurunan penjualan Tesla juga dipengaruhi oleh citra pendiri perusahaan, Elon Musk. Pandangan politiknya yang kontroversial menimbulkan reaksi negatif dari sebagian konsumen Eropa. Tak sedikit pengguna dan jaringan diler Tesla yang menjadi sasaran vandalisme dan aksi protes. Sentimen negatif ini berkontribusi terhadap penurunan minat pasar terhadap produk Tesla, terutama di wilayah yang lebih sensitif terhadap isu sosial dan politik.
“Baca Juga: Fortnite Jadi Game Gratis Terpopuler di iOS Amerika”
Produksi Model Baru dan Ekspektasi Konsumen Hambat Penjualan
Faktor lain yang mempengaruhi performa Tesla adalah penghentian produksi sementara untuk perombakan lini pabrik Model Y. Proses ini bertujuan menyiapkan model crossover versi global dengan desain baru. Namun, langkah ini berdampak langsung pada turunnya volume produksi dan distribusi selama kuartal pertama 2025. Selain itu, rumor soal kehadiran model Tesla baru dengan harga lebih terjangkau membuat sebagian calon konsumen memilih menunda pembelian. Kombinasi dari faktor internal dan eksternal ini membuat Tesla kehilangan momentumnya di pasar Eropa.