isicerita.com – Media sosial tengah dihebohkan dengan aksi juru parkir di kawasan Kebun Binatang Bandung yang mematok tarif parkir sebesar Rp150 ribu. Tarif ini dikenakan kepada sopir bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawan untuk berlibur ke lokasi tersebut.
Dalam video berdurasi 48 detik yang viral, terlihat juru parkir meminta pembayaran sambil menunjukkan kwitansi resmi. Ia juga mengklaim telah berkoordinasi dengan oknum petugas dinas terkait dan menyepakati tarif tersebut. Video itu diduga direkam oleh sopir bus wisata yang membawa rombongan dari luar kota. Lokasi kejadian diduga berada di Jalan Tamansari, dekat Kebun Binatang Bandung.
Aksi ini langsung menuai sorotan publik dan memicu perdebatan di media sosial. Banyak yang mempertanyakan validitas kwitansi dan dugaan keterlibatan petugas terkait. Di sisi lain, kejadian ini juga mencoreng upaya pemerintah dalam menciptakan pengalaman wisata yang nyaman di Kota Bandung.
Wisatawan yang hendak berlibur ke Bandung disarankan lebih berhati-hati dan melaporkan segala bentuk pelanggaran kepada pihak berwenang. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga citra positif destinasi wisata.
Kasus tarif parkir bus wisata di Kebun Binatang Bandung sebesar Rp150 ribu menjadi perhatian publik. Kasatpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi, mengimbau wisatawan agar menaati aturan, terutama terkait kebersihan, ketertiban, dan keindahan lingkungan selama berwisata.
Menanggapi kejadian tersebut, Pj Wali Kota Bandung, A Koswara, meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ia menyatakan telah menerima laporan terkait dugaan praktik pungutan liar oleh oknum petugas parkir. Untuk itu, ia meminta Tim Saber Pungli Kota Bandung mengambil tindakan tegas terhadap kasus tersebut.
“Baca Juga : BPJT Imbau Pengguna SPKLU: Hindari Parkir Saat Libur Nataru”
Tim Saber Pungli langsung mengamankan pelaku pungutan liar beserta barang bukti berupa kwitansi pembayaran. Pelaku kemudian menjalani pemeriksaan intensif. Namun, meskipun terbukti bersalah, pelaku hanya diminta menyampaikan permohonan maaf dan akhirnya dibebaskan tanpa sanksi tegas.
Keputusan untuk membebaskan pelaku tanpa hukuman konkret menuai kritik dari masyarakat yang berharap adanya penegakan hukum lebih tegas. Kasus ini juga memunculkan desakan agar pemerintah memperbaiki pengawasan terhadap operasional parkir di kawasan wisata Bandung demi kenyamanan pengunjung.
Dengan adanya insiden ini, wisatawan diimbau lebih berhati-hati dan melaporkan segera jika menemukan praktik serupa. Pemerintah pun diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan tempat wisata agar kejadian seperti ini tidak terulang.
“Baca Juga : Dokter Richard Lee Vs Doktif: 3 Fakta dan Potret Panas”