Isi cerita – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Hasto, mengajukan pandangan yang kritis terhadap usulan untuk memberikan bantuan sosial (bansos) kepada keluarga yang menjadi korban dari pelaku judi online.[1] Menurutnya, penting untuk meninjau kembali indikator bansos yang berkaitan dengan dampak dari aktivitas judi online, demi memastikan bahwa bantuan tersebut tepat sasaran dan efektif.
“Baca juga: Respon Anies Baswedan Terhadap Duetnya dengan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta oleh PKS“ [2]
Dalam kesempatan peluncuran Blueprint Pembangunan Kependudukan Indonesia 2045 di Semarang.[3] Dr. Hasto menekankan perlunya kejelasan dalam penentuan penerima bansos. “Penerima bantuan harus memenuhi kriteria tertentu, seperti kondisi kemiskinan ekstrem atau keterlantaran janda tua miskin. Indikator hanya berbasis judi online saja tidaklah cukup,” papar beliau.
Dr. Hasto juga menyuarakan niatan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak judi online terhadap stabilitas keluarga. Salah satu aspek yang ingin diteliti adalah apakah perilaku judi online berpengaruh terhadap tingkat perceraian yang meningkat belakangan ini. “Kebanyakan dari mereka yang terlibat dalam judi online adalah kepala keluarga, dan ini bisa mempengaruhi tumbuh kembang anggota keluarga secara keseluruhan,” tambahnya.
Dalam konteks promosi keluarga berencana yang terus digalakkan pemerintah, Dr. Hasto menegaskan bahwa praktik judi online bertentangan dengan tujuan untuk membangun keluarga yang berkualitas. “Keluarga yang berkualitas itu sangat penting untuk menopang kehidupan yang stabil dan bahagia. Mereka harus mampu mandiri dan memiliki kecerdasan dalam mengelola keuangan serta kehidupan keluarga secara keseluruhan,” tegasnya.
“Simak juga: LRT Jakarta Fase 1B Menyambut Era Transportasi Terintegrasi“ [4]
Sementara menanggapi tantangan ini, BKKBN akan terus memantau dan mengkaji dampak sosial dari perjudian online sebagai bagian dari komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga di Indonesia.[5] Dengan demikian, upaya pencegahan dan pendidikan terhadap praktik-praktik yang merugikan keluarga akan terus diintensifkan, sejalan dengan visi pembangunan kependudukan yang berkelanjutan.
[1] https://m.antaranews.com/amp/berita/4170549/kepala-bkkbn-judi-online-salah-satu-penyebab-tingginya-perceraian
[2] https://jangkauaninfo.com/berita/respon-anies-baswedan-terhadap-duetnya-dengan-sohibul-iman-di-pilkada-jakarta-oleh-pks/
[3] https://m.tribunnews.com/nasional/2024/06/27/keluarga-pelaku-judi-online-dapat-bansos-begini-tanggapan-kepala-bkkbn
[4] https://infoinspiratif.com/berita/lrt-jakarta-fase-1b-menyambut-era-transportasi-terintegrasi/
[5] https://ibukotakini.com/read/begini-tanggapan-budiono-perihal-bansos-kepada-keluarga-pelaku-judi-online