Isi cerita – Universitas Padjadjaran (Unpad) baru-baru ini memperkenalkan inovasi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu merekam “suara bumi” untuk membantu memprediksi kejadian longsor dan gempa bumi. Teknologi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan sistem peringatan dini bencana alam di Indonesia, negara yang rentan terhadap gempa dan tanah longsor. Artikel ini membahas bagaimana AI Unpad ini bekerja, manfaatnya bagi masyarakat, serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan teknologi ini.
Teknologi AI yang dikembangkan oleh Unpad menggunakan sensor yang sangat sensitif untuk mendeteksi getaran-getaran kecil dari dalam bumi. Getaran ini kemudian diolah oleh sistem AI yang dapat membedakan sinyal alami dari pergerakan tanah dengan aktivitas yang disebabkan oleh manusia. Dengan menganalisis pola-pola getaran tertentu, teknologi ini mampu memberikan informasi yang akurat mengenai potensi longsor atau gempa yang akan terjadi.
“Baca Juga : Musk ke Trump, Gates Dukung Kamala, Jeff Bezos Dukung Siapa?”
Inovasi ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan efektivitas sistem peringatan dini di Indonesia. Dengan kemampuan mendeteksi getaran dan perubahan di dalam bumi secara real-time, pemerintah dan pihak terkait dapat memperoleh data yang lebih akurat untuk merespons bencana. AI ini membantu mengurangi risiko korban jiwa dengan memberi waktu yang lebih banyak kepada masyarakat untuk evakuasi, terutama di wilayah rawan gempa dan longsor.
AI ini sangat berguna di wilayah yang rawan bencana seperti di Pulau Sumatera dan bagian timur Indonesia. Wilayah-wilayah ini sering mengalami aktivitas seismik yang bisa memicu bencana alam. Dengan penerapan teknologi ini, harapannya masyarakat di daerah rawan dapat lebih waspada dan siap menghadapi bencana. Pemasangan sensor dan penerapan teknologi ini di titik-titik rawan menjadi prioritas bagi pemerintah dan lembaga penelitian.
“Simak juga: Selebgram Cantik Asal Bogor Diciduk Polisi Terkait Kasus Dugaan Promosi Non Legal”
Meskipun inovasi ini menjanjikan, terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan dan penerapannya. Pertama, teknologi AI ini memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan komunikasi dan data. Selain itu, biaya pemasangan sensor dan perawatan alat juga cukup tinggi, terutama untuk daerah-daerah terpencil. Tantangan lainnya adalah melatih masyarakat untuk memahami dan merespons informasi dari teknologi ini dengan benar.
Dukungan pemerintah sangat penting dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi ini secara luas. Dengan menyediakan dana penelitian, insentif untuk pengembangan teknologi, serta peraturan yang mendukung, pemerintah dapat membantu mempercepat adopsi teknologi ini. Kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan lembaga swasta juga dibutuhkan agar teknologi AI ini dapat digunakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat.
Ke depannya, inovasi teknologi pendeteksi bencana seperti yang dikembangkan Unpad diharapkan dapat semakin berkembang dan mencakup berbagai bencana alam lain, seperti banjir atau erupsi gunung berapi. Inovasi ini tidak hanya mendukung kesiapsiagaan bencana di Indonesia, tetapi juga berpotensi menjadi model yang bisa diterapkan di negara lain dengan risiko bencana tinggi.
Inovasi AI Unpad yang dapat merekam suara bumi untuk memprediksi longsor dan gempa merupakan langkah besar dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur, edukasi, dan kolaborasi berbagai pihak, teknologi ini dapat meningkatkan keselamatan masyarakat di wilayah rawan bencana. Melalui teknologi ini, Indonesia bisa lebih siap menghadapi tantangan alam yang mungkin terjadi di masa depan.