isicerita.com – Pengamat komunikasi politik Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago, mengkritik keras laporan OCCRP yang menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia. Menurut Faisyal, laporan tersebut harus diselidiki lebih lanjut karena metodologinya tidak valid dan tidak berbasis data hukum yang sahih.
Faisyal mengungkapkan, metode penilaian OCCRP sangat meragukan. “Mereka menggunakan polling melalui Google Form, yang jelas tidak ilmiah dan tidak layak untuk menilai isu serius seperti korupsi,” ujarnya. Ia menekankan bahwa fenomena besar seperti korupsi memerlukan analisis mendalam dan data yang dapat diverifikasi.
Faisyal juga mengkritik konsep OCCRP yang menggunakan indikator-indikator tidak jelas dalam mendefinisikan korupsi. Menurutnya, pendekatan ini berisiko melahirkan bias. “Jika setiap lembaga bebas membuat variabel tanpa dasar ilmiah, hasilnya menjadi tidak kredibel dan menyesatkan,” jelasnya.
Faisyal menegaskan pentingnya pendekatan ilmiah dan validitas data dalam menilai isu krusial seperti korupsi. Tanpa hal ini, laporan seperti OCCRP hanya akan menjadi alat politisasi yang merugikan banyak pihak di tingkat global.
“Baca Juga : Emak-Emak Freestyle Motor Ditilang, Viral Karena Kesurupan”
Faisyal menilai banyak pihak mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang lebih besar di negara-negara lain, terutama yang melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa Jokowi bukanlah presiden yang paling banyak melanggar hak asasi manusia. Faisyal memberi contoh perang di Timur Tengah, khususnya Irak, di mana Amerika Serikat menjadi aktor utama dalam hilangnya hak-hak rakyat Irak. Namun, ia menyoroti bahwa pemimpin negara tersebut tidak pernah disebut sebagai pemimpin terkorup.
Meskipun demikian, Faisyal menegaskan bahwa Jokowi layak diapresiasi atas berbagai pencapaian selama masa kepemimpinannya. Ia menyoroti keberhasilan Jokowi dalam mendorong pembangunan infrastruktur secara masif, yang dampaknya sudah dirasakan masyarakat. “Mobilitas masyarakat kini jauh lebih baik berkat infrastruktur yang dibangun di era Jokowi,” ujarnya.
“Baca Juga : Takbir dan Kembang Api Meriahkan Malam Tahun Baru 2025”